Bandar, NU Batang.
Batang, 27 April 2025 – Lembaga Bahtsul Masa’il (LBM) MWC Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Bandar menggelar kegiatan Bahtsul Masa’il pada Ahad, 28 Syawal 1446 H / 27 April 2025 M, pukul 13.00–16.00 WIB di Gedung NU Desa Toso, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang. Kegiatan ini diikuti oleh Rois Syuriah dan Tanfidziyah NU ranting se-Kecamatan Bandar dengan tujuan menyeragamkan pendapat keagamaan dan membiasakan diskusi ilmiah berbasis kitab kuning.
Acara diawali dengan pembacaan kitab Kasifatussaja’ karya Syaikh Nawawi Al-Bantani bab niat, dilanjutkan dengan bahtsul masail yang mengangkat pertanyaan: “Apakah makmum membaca Fatihah setelah imam selesai atau bersamaan dengan bacaan imam?”
Dua perwakilan NU ranting memberikan jawaban berbeda. Perwakilan NU Ranting Wonosegoro mengutip pendapat Imam Al-Ghazali dalam Bidayatul Hidayah yang menganjurkan makmum membaca Fatihah setelah imam selesai. Sementara itu, NU Ranting Toso merujuk kitab Fathul Qorib yang memperbolehkan bacaan bersamaan.
Ketua LBM MWC NU Bandar, Kyai Soleh dari desa Candi—lulusan Pondok Apik Kaliwungu, Kendal—memberikan penjelasan mendalam untuk menyatukan persepsi. Beliau menekankan pentingnya merujuk literatur klasik (kitab kuning) sebagai landasan amaliyah sehari-hari.
Beliau menyampaikan harapannya agar masyarakat Nahdliyin semakin terbiasa merujuk kitab kuning dalam bermuamalah. “Diskusi seperti ini memperkuat tradisi keilmuan dan memastikan praktik ibadah sesuai tuntunan ulama Ahlussunnah wal Jamaah,” ujarnya.
Kegiatan ditutup dengan kesepakatan untuk mengikuti pendapat yang sesuai dengan kondisi masyarakat. Kegiatan Bahtsul Masa’il ini rutin diadakan setiap selapanan, ahad wage.
Pewarta: Misbachul Munir (LTN MWC NU Bandar)