Batang – Ketua Pengurus Cabang Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Batang, Jawa Tengah KH Sulton Syair berharap acara workshop yang bertema gerakan dakwah bela negara ini NU tidak hanya besar secara kuantitas, tapi juga kualitas yang ditandai dengan paham betul atas ideologi Aswaja.
Demikian dikatakan Ketua LDNU Batang, Jawa Tengah KH Sulton Syair dalam pembukaan workshop penguatan dai Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) bertempat di Pesantren TPI Al-Hidayah Plumbon Limpung Batang Sabtu, (16/2).
“NU yang berhaluan Aswaja ini harakat (gerakan) jihadnya adalah washatiyah atau moderasi. Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, ras dan agama harus dijaga,” tegas kiai yang akrab dipanggil Gus Sulton ini
Dikatakan, NU membawa setidaknya tiga rahmat. Pertama, rahmat bagi orang-orang NU. Kedua, rahmat bagi orang-orang Islam seluruhnya karena NU tak gampang mengafirkan yang berbeda, dan yang ketiga rahmat untuk alam semesta.
“Saya pernah ceramah di daerah yang ada non muslimnya, mereka turut ikut pengajian saya. Kata mereka, pokoknya kalau NU boleh ceramah di sini,” Gus Sulton berkisah.
Sekretaris PCNU Batang Kiai Munir Malik kepada NU Online, Ahad (17/2) mengatakan, kegiatan yang dimotori oleh LDNU Batang diikuti seratus peserta perwakilan Majelis Wakil Cabang (MWC) NU dan pesantren se Kabupaten Batang.
Dirinya berharap, agar workshop penguatan dai Aswaja ini tidak berhenti di workshop, tapi juga ada tindak lanjut seperti pemetaan dakwah dan merumuskan setrategi dakwah.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Batang KH Zaenul Iroqi yang turut hadir berharap para dai di Kabupaten Batang ini update problematika masyarakat dan dalam dakwah juga memberikan solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat.
“Ketika dai diundang di waktu terjadi bencana, posisikan sebagai problem solving bagaimana mengatasi bencana, mencegah bencana dan doa-doa terkait bencana. Ibarat menyajikan makanan, menunya cocok,” kata Kiai Iroqi
Bupati Batang H Ahmad Wihaji yng turut hadir mengajak para dai melihat perkembangan zaman, yang kadang berdampak kepada berbagai pergeseran. “Seperti penurunan iman dan moral, atau pun pemahaman agama yang kurang tepat,” kata H Wihaji
Menurutnya, Indonesia adalah negara besar, membutuhkan ulama yang tahu bagaimana mengatasi masalah dan menjaga Indonesia. “Ulama bukan hanya kiai besar, tapi juga kiai kampung, yang menjadi pondasi pengetahuan keagamaan dan kebangsaan masyarakat,” lanjut H Wihaji.
Wihaji mengatakan, para peserta workshop penguatan dai Aswaja ini akan menentukan masa depan Kabupaten Batang, karena suara mereka ini didengar di kampung-kampung. (Zaim/Muiz)
Artikel ini telah tayang di nu.or.id, http://www.nu.or.id/post/read/102611/ldnu-batang-nu-itu-jihadnya-washatiyah-