SIDOREJO – Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Ds. Sidorejo, Kec. Warungasem, Kab. Batang mengadakan tasyakuran dalam rangka harlah IPNU ke 65 dan IPPNU ke 64, dengan pembacaan sholawat asyghil dan potong tumpeng. Acara ini dilaksanakan pada hari Sabtu malam Ahad, tanggal 23 Februari 2019 di TPQ Salafiyah Sidorejo 02.
Acara ini dilaksanakan sebagai rasa syukur lebih majunya kader-kader IPNU IPPNU dari tahun ke tahun. Dengan diadakannya tasyakuran tersebut IPNU IPPNU diharapkan tidak hanya cerdas dalam agama tetapi juga harus melek akan teknologi, melihat zaman yang semakin digeluti oleh teknologi bersifat negatif. Sebagai generasi milenial, kader IPNU IPPNU harus pandai dalam mengelola tanah air dan tidak terpengaruh berita hoax yang disebarkan oleh orang yang ingin meracuni otak generasi muda.
Tasyakuran yang dilaksanakan oleh pimpinan ranting IPNU IPPNU Desa Sidorejo dilaksanakan dengan penuh khidmat, pembacaan shalawat asyghil dan doa dilakukan bersama-sama yang dipimpin oleh Ustadz Ahmad Musyafa. Tidak hanya itu, tasyakuran harlah IPNU ke 65 dan IPPNU ke 64 juga diisi dengan sambutan serta amanat dari beberapa pengurus NU ranting desa Sidorejo, salah satunnya Rekan Faizul Rakhmadani selaku ketua IPNU ranting Sidorejo dan Bapak Ubaidillah selaku pembina.
“Sebagai generasi muda yang diwarisi budaya oleh sesepuh, kita harus melestarikan budaya tersebut. Jangan sampai terpengaruh oleh budaya asing,” ucap Rekan Faizul Rakhmadani ketua IPNU ranting desa Sidorejo.
Dalam artian, kita sebagai generasi penerus bangsa harus tetap melestarikan budaya Indonesia dan jangan sampai terpengaruh oleh budaya asing. Indonesia merupakan negara yang mempunyai ragam budaya, sangat berbahaya jika generasi muda terpengaruh oleh budaya asing yang pasti semakin lama budaya Indonesia akan tersingkir. Jika seorang pelajar Indonesia menuntut ilmu atau kerja di luar negeri, jangan sampai lupa akan tanah airnya sendiri meskipun negara tersebut lebih maju, ibarat kata masih mending hujan batu di negerinya sendiri dari pada hujan emas di negeri orang.
“Melihat semakin berkembangnya teknologi, kader IPNU IPPNU harus melek akan teknologi,” ucap Bapak Ubaidillah selaku pembina. Kader IPNU IPPNU harus memiliki jiwa mengembangkan bangsa dengan menyerap ilmu bukan hanya tantang agama namun juga teknologi. Mengapa demikian? Bangsa Indonesia sudah mulai diserang secara tidak langsung dengan cara meracuni otak generasi muda. IPNU IPPNU harus intelektual dalam menyelesaikan masalah, tidak perlu dihadapi dengan tekanan emosional. Teknologi seperti smartphone sebenarnya memiliki nilai positif dan negatif. Tinggal bagaimana cara supaya dapat dimanfaatkan dengan baik. IPNU IPPNU harus pandai dalam menyerap berita dan dapat membedakan mana yang baik mana yang buruk.
PENULIS :Rekanita Septy Aisah
REPORTER :Rekan Rahman jaya
REPORTER :Rekan Rahman jaya
Sidorejo, 24 Februari 2019