Industrialisasi di Batang direspon serius oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulam (PCNU) . Keseriusan itu dibuktikan dengan digelarnya, diskusi panel “Kebudayaan Lokal di Tengah Arus Indutrialisasi”, Senin, 2 September 2024. Kegiatan tersebut dilaksanakan di pendopo Kabupaten Batang.
“ Batang yang ditempati Program Strategis Nasional (PSN) berupa Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), bisa menjadi berkah atau musibah bagi warga Batang” demikian sambutan Ketua PCNU Batang. Karena itu kita bekerja keras agar berkah yang diterima warga Batang.
Warga Batang yang mayoritas adalah warga NU menjadikan PCNU tidak bisa tinggal diam. NU harus pro aktif mulai dari persoalan keagamaan, kebudayaan, social ekonomi , lingkungan hidup, peluang tenaga kerja, Pendidikan dan sebagainya. Untuk kepentingan kebudayaan, Lembaga Seni, dan Budaya Muslimin Indonesia ( LESBUMI) PCNU memiliki tanggungjawab yang besar mengingat Tagline PCNU “Bergerak Memuliakan Umat” harus diwujudkan.
Bukan hanya kekawatiran terhadap budaya lokal yang akan digerus budaya global, tetapi lebih jauh eksistensi kehidupan berkeluarga, beragama, dan relasi social l akan hilang diganti dengan pragmatism budaya yang baru dan tidak berakar pada budaya local.
Diskusi yang menghadirkan para pembicara yang berkompeten di bidangnya itu berjalan gayeng walaupun materi yang disampaikan adalah cukup serius. Mereka adalah KH. Shodikin (pemerhati , peneliti dan penulis sejarah ) Batang. Beka Ulung Hapsara Mantan Komisioner Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM), KH. Safie Alaiha (Ketua PBNU) bidang IT dan NU Online, Ari Yudianto Kepala Bapelitbang dan Pj Sekda Batang.
“Batang adalah singkatan Bangsa Tangguh”, demikian kesimpulan KH Shodikin dari kajian sejarah. Di Batang ditemukan banyak situs situs sejarah, peninggalan peninggalan kuna yang melambangkan di daerah Batang sejak zaman purba kala sudah memiliki budaya tinggi. Tinngal nilai nilai sebagai Bangsa Tangguh itu diaktulisasi kembali dalam menghadapi arus globalisasi sehingga warga Batang tidak jadi korban industrialisasi.
Sedangkan KH. Safie Alaiha mengingatkan bahwa ada atau tidaak adanya KITB, masyarakat kita akan mengalami indutrialisasi teknologi dan informasi. Itu sudah hidup Bersama kita saat ini. Apalagi seperti daerah Batang yang ada Kawasan Indutri Terpadu Batang (KITB). “Ini adalah tugas berat PCNU hari ini dan ke depan”, ucap ketua PBNU itu.
Sedangkan Pj Sekda Batang Bapak Ari Yudianto menyoroti masalah masih rendahnya SDM Batang. Di mana mayoritas warga Batang adalah lulusan SMP. Dari sisi ini mau tidak mau sektor Pendidikan harus terus ditingkatkan agar warga Batang tidak jadi korban industrialisasi.
Sedangkan Beka Ulung Hapsara menekankaan perlunya jaminan negara terhadap pelestarian dan kemajuan kebudayaan daerah. Negara tidak boleh abai terhadap masalah itu. Bila negara abai, maka akan menimbulkan dampak negatif yang besar bagi masyarakat batang.
Dari semua materi yang disampaikan itu, mengamanatkna tugas yang berat kepada PCNU untuk mengawal budaya local dan beserta perangkat kemasyarakatan lainya masa kini dan masa depan.
Pewarta : Jabir Alfaruqi