Sabtu, Februari 15, 2025
spot_img

Supaya Pidato Kita Didengarkan, Ini Ijazah dari Kiai Chalwani Purworejo

 

Berbicara di depan umum bukanlah hal yang mudah bagi semua orang. Meskipun sebagian masyarakat mampu melakukannya, tidak sedikit yang merasa gugup dan canggung.

Menanggapi hal ini, Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi, Berjan, Gebang, Purworejo, Jawa Tengah, KH Chalwani Nawawi memberikan ijazah kepada muda-mudi Nahdlatul Ulama untuk membantu mengatasi kesulitan berbicara di hadapan khalayak.

Kiai Chalwani menceritakan bahwa suatu ketika ia ditunjuk oleh teman-temannya di pondok pesantren untuk mengikuti festival pidato. Ia mengikuti perlombaan tersebut mewakili Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Sebelum mengikuti perlombaan, Kiai Chalwani sowan ke kediaman salah satu mubaligh dan orator besar, Kiai Haji Yasin Yusuf di Blitar.

“Beliau ulama besar, mubaligh nasional. Selama hidup menjadi ketua MWC NU Kademangan Blitar,” tutur Kiai Chalwani ketika ditemui di Kantor PWNU Jawa Tengah, Rabu (24/7/2024).

Kiai Chalwani kemudian menyampaikan permintaannya untuk diberikan ijazah oleh Kiai Yasin agar diberikan kelancaran saat mengikuti lomba pidato.

“Saya minta ijazah, kiai saya besok malam Jumat ditunjuk teman-teman untuk mengikuti festival pidato. Tolong Kiai, saya dikasih doa biar bisa menang di festival,” ucap Kiai Chalwani kepada Kiai Yasin.

Lantas Kiai Yasin menjawab, “Sampeyan dari mana?”

“Saya dari Lirboyo,” jawab Kiai Chalwani.

“Asale mana?” tanya Kiai Yasin lagi.

“Asale Purworejo,” ujar Kiai Chalwani.

“Purworejone mana?” tanya Kiai Yasin.

“Berjan,” jawab Kiai Chalwani.

“Sama Kiai Nawawi?” tanya Kiai Yasin kembali.

“Saya bin Nawawi,” jawab Kiai Chalwani.

“Gimana Gus?” tiba-tiba Kiai Yasin bertanya kepada Kiai Chalwani dengan sapaan Gus.

Mengetahui bahwa Kiai Chalwani merupakan putra dari Kiai Nawawi, Kiai Yasin lantas memanggilnya dengan sapaan Gus, yang biasa digunakan untuk menyapa putra dari kiai di kalangan masyarakat Jawa, terkhusus di lingkungan NU.

“Pak Kiai nyebut saya Gus,” kata Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah itu.

Pada saat itu juga, Kiai Yasin memberikan ijazah kepada Kiai Chalwani untuk diamalkan. Adapun bacaannya adalah Al-Qur’an surat Thaha ayat 25-28 sebagai berikut:

رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْۙ وَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْۙ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْۙ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْۖ

qâla rabbisyraḫ lî shadrî wa yassir lî amrî waḫlul ‘uqdatam mil lisânî yafqahû qaulî

Artinya, “Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku agar mereka mengerti perkataanku.”

Kiai Chalwani diberikan ijazah tersebut untuk diamalkan dengan membacanya sebanyak tiga kali sebelum mengikuti festival, serta membacanya minimal tiga kali pula setelah menunaikan ibadah shalat fardhu.

“Kata pak Kiai (Yasin), insyaAllah orang-orang mau mendengarkan,” tutur Kiai Chalwani.

Setelah tampil dengan percaya diri, Kiai Chalwani berhasil menjadi juara dalam perlombaan festival pidato itu.

“Ternyata saya ikut festival itu kemudian menang sepondok. Kemudian laris sampai sekarang, artinya orang-orang mau mendengarkan. Padahal bicaranya saya biasa saja, ternyata lebih,” tuturnya.

Dengan kisahnya itu, Kiai Chalwani kemudian memberikan ijazah ini kepada para pemuda-pemudi NU agar bisa diamalkan ketika hendak menyampaikan pesan di depan umum.

“Ini berkah dari Pak Yasin dan ini saya ijazahkan kepada anak-anak muda NU, Ansor, Banser, IPNU-IPPNU, dan sebagainya.

“Tolong doa dari Mbah Yasin diamalkan, insyaAllah bisa, pertama kalau bicara bisa didengar orang lain, kedua kalau ada urusan dimudahkan oleh Allah,” tuturnya.

Penulis:

Sumber: NU Jateng

 

 

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

MEDIA SOSIAL

2,100FansSuka
1,374PengikutMengikuti
128PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles