Pagi itu sekumpulan anak muda dengan berbagai macam corak pakaian (ada seragam Banser, pakaian kerja di sawah, kaos oblong dll ) berkumpul, duduk duduk dibawah spanduk bertuliskan “ KERJA BHAKTI (GOTONG ROYONG) PENGURUS DAN WARGA NU UNTUK PEMASANGAN PATOK TANAH MILIK PCNU BATANG DI SELOPAJANG TIMUR, BLADO KABUPATEN BATANG”. Wajah mereka terlihat sempringah. Sambil menunggu Tim pengarah dari PCNU Batang , mereka sudah siap menunggu perintah. Segala oeralatan yang dibutuhkan telah disiapkan.
Tidak terlalu lama, sekitar pukul delapan pagi, tim dari PCNU Batang sudah datang. Mereka diminta untuk kumpul diberi pengarahan mulai dari penjelasan status tanah, sistem kerja yang akan dilakukan, batas batas mana yang harus dipasang patok, siapa yang akan menunjukan titik- titik harus dipasang patok. Sebelum melakukan kerja bhakti semua diminta berdoa Bersama, dan setelah itu ada tumpengan untuk selamatan dan sekaligus konsumsi untuk para peserta kerja bhakti atau gotong royong.
“Alhamdulillah, pematokan hari ini bisa selesai. Patok keliling yang berjumlah 80 an bisa terpasang semua. Semua titik- titik sudah bisa dilihat. “ demikian kata Purwo Sugiyanto sebagai Koordinator kerja bhakti dari PCNU. Dengan selesainya pematokan itu, luasan tanah Selopajang Timur, Kecamatan Blado , Kebupaten Batang yang kini dalam proses menjadi hak milik perkumpulan NU itu sudah terlihat jelas. Apalagi dengan patok yang bertuliskan warna hijau PCNU Batang semakin menjadi jelas bahwa tanah itu milik NU. Jadi patok batas sawah yang biasanya bertuliskan BPN untuk sementara dirubah menjadi PCNU.
“Tanah ini milik PCNU Batang”, demikian kata Ketua Lembaga Wakaf dan Pertanahan (LWP) PCNU Batang, Nur fatoni saat memberikan pengarahan.” Setelah patok- patok terpasang, maka kalian semua , Banser dan Warga NU harus menjaga dan mengamankan setiap patok. Jangan sampai berubah posisi atau dirusak orang”, tegasnya.
Mereka yang ikut kerja bhakti terlihat bersemangat. Yang terbersit dipikirannya, NU sekarang punya tanah di wilayahnya se- luasnya 5,6 hektar. Bila dimanfaatkan secara baik dan benar akan menjadi pemasukan bagi NU. “Kalian semua tidak perlu susah payah berpikir bagaimana memanfaatkan tanah ini. Di PCNU sekarang ada Menteri pertanian”, demikian kata Wakil Ketua Jabir Alfaruqi yang membawahi LWP. Sambil melirik ke sebelah kaanan arah dimana Bapak Turjangun sang professor pertanian itu berada. Beliau ini keahliaannya dalam mengolah tanah terutama bidang pemupukan dan pembuatn pupuk organic telah menasional. Bahkan selevel Asia. Beliau nanti yang akan memandu pada saat penggarapan.
Usai sudah kerja bhakti. Mereka mengakhiri kerja Bhakti dengan menyantap 3 tumpung yang disediakan pengurus PCNU. Secara bersamaan, mereka pulang dengan perasaan bangga dan Bahagia. Semoga NU ke depan semakin sejahtera.
Pewarta : Jabir Alfaruqi