Pengurus Anak Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama (PAC FATAYAT NU) Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, bekerja sama dengan dengan Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Bawang, mengadakan Pelatihan Pemulasaraan Jenazah di aula Gedung Aswaja Center, Jl. Sunan Bonang No. 57, Bawang, Selasa(10/04).
Pelatihan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi oleh Kementerian Agama KUA Kec. Bawang, yang terdiri dari kepala KUA dan Juga para penyuluh Agama Islam. Sedangkan sesi kedua, praktik pemulasaraan jenazah, diisi oleh pemateri dari MWCNU Bawang, yakni Hj. Al-mukaromah.
Materi teori disampaikan secara lisan dan dibantu dengan visualisasi power point. Agar materi lebih jelas, ada beberapa adegan yang disimulasi menggunakan boneka maneken. Ketua PAC Fatayat NU Bawang, Miskirah, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan dukungan kepada Kementerian Agama KUA Kecamatan Bawang atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Semoga bisa bermanfaat untuk masyarakat, dan saya berharap pelatihan ini tidak hanya terselenggara di rangkaian Harlah NU saja, akan tetapi dilanjutkan juga oleh setiap PRNU di masing-masing desa,” kata Miskirah.
Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan setiap PRNU dengan total peserta mencapai 90-an orang dan dihadiri langsung oleh Ketua MWCNU Bawang, KH. Masrur.
Meskipun tidak memberikan sambutan secara langsung, KH. Masrur menyatakan kegiatan semacam ini sangat penting diketahui banyak kalangan. Pasalnya, agama menegaskan hukum fardu kifayah dalam pemulasaraan jenazah. Untuk itu, harus ada warga yang memahami betul tentang tata cara pemulasaraan jenazah sesuai tuntutan agama.
“Dari kajian hukum syariat, pemulasaraan jenazah merupakan fardu kifayah sehingga penting bagi masyarakat, mengingat bahwa ajal bisa terjadi kapan saja,” jelas KH. Masrur.
Apa yang menjadi kewajiban pemulasaraan jenazah, menurut H. Moh Romdlon, S. Ag, M. Sy, diharapkan bisa segera terpenuhi oleh masyarakat di lingkungan setempat, karena kebanyakan para pengurus pemulasaraan jenazah masih sering nge-bon atau mengundang dari kelurahan lain, khususnya untuk jenazah wanita.
Salah satu panitia kegiatan, Ustadzah Robi’ah menjelaskan lebih spesifik tujuan diselenggarakannya acara ini. “Tanpa bermaksud mengurangi fungsi bapak kaum, teknik pemulasaraan jenazah yang sesuai dengan syariat memang afdalnya diketahui oleh masyarakat banyak, dan lebih-lebih sahabat fatayat yang adalah kader masyarakat,” jelasnya.
Berdasarkan pantauan di lokasi kegiatan, beberapa peserta tampak antusias mengikuti pelatihan ini. Terbukti dengan khusyuknya mereka menyimak materi demi materi yang disampaikan. Selain itu, ada banyak pertanyaan yang disampaikan oleh peserta terkait dengan tata cara dan tuntutan Pemulasaraan Jenazah. Bahkan, salah satu peserta mengharapkan agar pelatihan lanjutan bisa diadakan lagi mengingat kurangnya waktu, banyaknya materi, serta menilik dari tingkat kepentingan yang dipandang urgent.
Menurut Kiai Maskur, S. Ag, selaku Korlap dari rangkaian kegiatan Harlah NU Ke 97, pada tahun ini, MWCNU Bawang melakukan berbagai macam kegiatan dari beberapa Banom yang ada. Di antaranya PAC IPNU IPPNU dengan Lomba Paduan Suara, PAC GP ANSOR yang melaksanakan Konfercab, PAC Muslimat Dengan Pelatihan administrasi dan Lomba-lomba, PAC JQHNU dengan Khaul Massal, dan MWCNU beserta KBNU dengan tasyakuran sebagai puncaknya.
Kontributor: eMka: Syamsul Arifin