Bawang, 8-11 Maret 2020 – Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Bawang menggelar rangkaian acara Bedah Buku dan film, Lomba Mars, dan Drama (8-11/3). Peringatan ini dalam rangka menyambut Hari Lahir (Harlah) ke 97 NU, yang dilaksanakan Hari Ahad 8 Maret 2020 sampai Rabu 11 Maret 2020 di Gedung Aswaja Center dan SMK NU Bawang.
Sejumlah pembicara hadir untuk mengisi diskusi ini. Mereka ialah, Boaz Simanjuntak, aktivis Yayasan Prasasti Perdamaian. Febri Ramdhani, Penulis Buku 300 Hari di Bumi Syam. Khaira Dania, Returnee ISIS Syuriyah dan karekter film Seeking The Imam. Nurul Mubin, S.Kom.I., Wakil Sekretaris PC. ANSOR Kabupaten Batang. Acara dibuka dengan pemutaran film “Seeking The imam” yang membuat gemetar 208 peserta..
Masykur, S.Ag. Wakil Ketua Tanfidziyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Bawang mengemukakan pentingnya diskusi keilmuan dan kesadaran literasi dikalangan muda NU harus senantiasa ditingkatkan.
“Majelis Ngaji Longgar (Ngalong) sebagai forum diskusi anggota IPNU-IPPNU kecamatan bawang harus sering mengadakan kajian-kajian keilmuan tentang kecintaan pada NKRI. Terkhusus pentingnya memahamkan bahayanya terorisme (ISIS). Maka dari itu saya mengharap, melihat prospek yang baik kedepan dan efek positif bagi pemikiran pemuda masa depan, forum ini harus istiqomah dan sering memberikan gebrakan baru terhadap kalangan milenial yang notabenya masih banyak yang kurang faham pentingnya literasi”
Kemudian Boaz Simanjuntak mengemukakan, “bagi saya mantan teroris itu tidak masalah. Yang terpenting adalah kemanusiaan.” Ia melanjutkan penjelasan terkait pentingnya makna toleransi dan menghargai perbedaan. Baik perbedaan dalam agama, pemikiran ataupun ras serta suku. Lelaki beragama Kristen tersebut melanjutkan pembicaraannya “Bagi saya yang sering melawan pemikiran saya belum bisa dianggap keras, Kecuali dia sudah berani datang ke Poso menghadapi segala kekerasan yang ada disana”
Febri Ramdani menjelaskan dalam bukunya (300 Hari di Bumi Syam) bahwasanya semua yang dikatakan ISIS adalah kebohongan. Janji hidup dalam hukum islam dan balutan keagamaan, serta jaminan kehidupan dan pendidikan layak semuanya adalah kebohongan. “saya menyaksikan sendiri, misil misil itu jatuh tak lebih dari jarak 1 KM dari saya berdiri, asap pekat dan getarannya begitu terasa. Ini tidak sesuai ajaran islam yang saya tahu” tutur Febri.
Nurul Mubin, S.Kom.I sebagai pembanding dalam diskusi ngalong ini, menuturkan “siapapun itu, walaupun lebih muda dari saya, jika Ia sudah lebih memberikan manfaat dan menunjukan banyak kebaikan maka akan saya anggap sebagai guru” Anggota DPRD Kabupaten Batang ini juga menuturkan, jangan mudah terpancing dengan propaganda, pemuda harus cerdas menyikapi setiap gejala gejala yang terjadi diera milenial seperti sekarang ini.
Faiz Marwan, Mahasiswa Megister Ilmu Hubungan Internasional UI sebagai moderator menyarankan kepada kader kader muda NU agar mau membaca buku ini, agar lebih faham dan dapat mendalami apa sebenarnya maksud ISIS.
Kemudian dilanjutkan kegiatan lomba Mars dan Drama yang disambut baik oleh Pimpinan Ranting (PR) dan Pimppinan Komisariat (PK) di Kecamatan Bawang. Adapun peserta berjumlah 13 grup dari Ranting dan Komisariat di Kecamatan bawang.
Miftakhul Adib, Ketua PAC IPNU Kecamatan Bawang mengungkapkan, perhelatan ini sangat penting bagi kemajuan kader-kader IPNU IPPNU di Ranting dan Komisariat. “Adapun tugas kita, sebagai Pimpinan Anak Cabang adalah memberikan ruang bagi ranting dan komisariat untuk terus berkarya dan meningkatkan kemampuan serta kreatifitasnya. Menang atau kalah adalah hal yang biasa dalam perlombaan, yang paling penting adalah pengalaman, guna menempa mental agar menjadi kader yang tidak kagetan dan siap diterjunkan dimana saja.”
Selain beberapa kegiatan tersebut, ada juga pelatihan Pemulasaraan jenazah PAC Fatayat NU Kecaamatan Bawang, dan pelatihan administrasi PAC Muslimat NU Kecamatan bawang.
Adapun pemenang lomba diumumkan tanggal 11 Maret 2020 yakni dalam kegiatan Tasyakuran dan Tumpengan yang diselenggarakan oleh MWC NU kecamatan Bawang. Tasyakuran ini diikuti oleh Alim Ulama, Pengasuh Pondok Pesantren, 100 Hafidz/Hafidah, Pengurus MWC NU Kecamatan Bawang, dan seluruh Badan Otonom (Banom) NU di Kecamatan Bawang memperingati Harlah NU ke 97 di kompleks SMK NU Bawang.
(Muhyi Brawijaya)