Selasa, Juni 17, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bolehkah Menyembelih Hewan Kurban Sebelum Sholat Ied? Begini Keputusan Bahtsul Masa’il PCNU Batang

Memasuki hari ke delapan bulan Dzulhijjah 1446 H ini, Umat muslim di Indonesia dan dunia mulai melaksanakan puasa sunnah tarwiyah dan arafah menjelang perayaan Hari Besar Islam Idul Adha, hari dimana umat muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah kurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, mensyukuri segala nikmat-Nya, dan bentuk kepedulian terhadap sesama.

Umumnya hewan kurban disembelih sesudah melaksanakan sholat ied, pada tahun ini jatuh pada hari Jum’at tanggal 6 Juni 2025, yang dalam hari tersebut ada ibadah sholat jum’at yang dilaksanakan pada tengah hari, dan dapat memberi waktu jeda kepada panitia kurban dalam proses pemotongan maupun pembagian daging kurban. Lantas muncul pertanyaan, apakah boleh jika penyembelihan hewan kurban dilakukan sebelum sholat ied, bagaimana hukumnya?

Lembaga Bahtsul Masa’il (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Batang dalam kegiatan Bahtsul Masail putaran kedua sempat mengangkat isu ini karena menjadi salah satu keresahan di masyarakat, kegiatan yang berlangsung di gedung Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) Kecamatan Tersono pada pekan lalu (25/05/2025) berhasil merumuskan jawaban atas pertanyaan “Apa hukumnya jika penyembelihan dilakukan  sebelum shalat Idul Adha ?”.

Dalam forum tersebut terdapat jawaban dengan berbagai sumber yang diambil dari beberapa referensi kitab ulama, antara lain; menurut sumber kitab Al Majmu` Syarah Al Muhadzab menyatakan bahwa Penyembelihan hewan kurban dilakukan setelah terbit matahari dan setelah berlalunya waktu yang cukup untuk mengerjakan shalat Idul Adha beserta khutbahnya yang ringkas sekalipun shalat Ied itu sendiri belum dikerjakan maka hukumnya sah. Dan jika tidak maka tidak sah. Status dagingnya hanya sebagai daging yang dihidangkan untuk jamuan biasa.

(المجموع شرح المهذب الجزء 8 ص 389 )

 في مذاهب العلماء في وقتِ الأضحية . مذهبنا انه يدخلُ وقتها (فرع)

اذا طلعت الشمس يوم النحر ثم مضى قدر صلاة العيد وخطبتين كما

سبق. فاذا ذبح بعد هذا الوقت اجزأه سواء صلى الامام أم لا وسواء

صلى المضحى أم لا سواءً كان من اهل الامصار أو من اهل القرى أو

البَوادِي أو المسافرين وسواء ذبح الامام ضحية ام لا. هذا مذهبنا وبه

.قال داود وابن منذر وغيرهما

Jika penyembelihan dikerjakan setelah waktu ini maka dianggap cukup (sah) baik imam sudah melaksankan shalat Ied atau tidak, baik orang yang berkurban sudah melaksanakan shalat Ied atau tidak, baik ia tinggal di perkotaan atau tinggal di pedesanan atau tinggal di pedalaman, atau musafir, baik imam sudah menyembelih hewan kurban atau tidak. Ini adalah madzhab kita (Syafi`iyah) dan menjadi pendapat Dawud dan Ibnu Mundzir dan ulama` yang lain.

Menurut Madzhab Syafi’iyah; waktu penyembelihan dimulai dari terbitnya matahari  pada hari raya kurban kemudian berlalunya waktu yang cukup untuk mengerjakan shat Idul Adha beserta dua khutbah sebagaimana telah disebutkan diatas.

(مغني المحتاج الجزء 18 ص 119)

(ویدخُلُ وقتها) اى التضحية اذا ارتفعت الشمس كرمح يوم النحر)

وهو العاشر من ذي الحجة ( ثم مضى قدْرُ رَكعتين خفيفتين (وخُطبتَينِ

خفيفتين) فاذا ذبح قبل ذلك لم تقع أضحية لخبر الصحيحين “أول ما

نبدأ به في يومنا هذا نُصلّى ثم نرجع فنُنحِرُ. فَمَنْ فَعَل ذلك فَقَدْ أَصَابَ

سنتنا. ومن ذبح قبل ذلك فإنَّما هو لحم قدَّمه لأهله ليسَ مِن النسُكِ في شيء

Pertama kali yang kita kerjakan di hari ini adalah menunaikan shalat kemudian kita pulang  lantas menyembelih kurban. Barang siapa melaksanakan hal tersebut maka ia sudah melaksanakan sunahku. Barang siapa menyembelih sebelum itu maka sembelihannya hanya daging (biasa) yang dihidangkan untuk keluarga, sedikitpun tidak termasuk ibadah nusuk. (Mughni Al Muhtaj: Juz 18 Hal. 119).

Dalam kitab Mughni Al Muhtaj Waktu penyembelihan hewan kurban sudah masuk apabila matahari sudah setinggi satu tombak pada hari raya kurban, yakni tanggal 10 Dzulhijjah, kemudian berlalunya waktu yang cukup untuk shalat dua rakaat beserta hutbah yang singkat. Jika menyembelih sebelum waktu itu maka bukan menyembelih kurban berdasarkan, hal ini merujuk pada Hadis:

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya yang pertama kali kita lakukan pada hari ini adalah menunaikan shalat (idul Adha), kemudian pulang lalu menyembelih hewan kurban”. (HR. Bukhari).

 Menurut kitab Al Khawi Al Kabir :

(الحاوى الكبير الجزء 15 ص 85 )

قال الماوردي: اختلف الفقهاء فى أوّل وقت الأضحية على أربعة

مذاهب. أحدها وهو مذهب الشافعي ان أول وقتها في الأمصار والقرى

للحاضر والمسافر واحد وهو معتبر بوقتِ الصلاة لا بفعلها. فاذا طلعت

الشمس وارتفعت حتى خرجَتْ عن كراهة التنفل بالصلاة ومضى بعد

ذلك قدر ركعتين وخُطبتين دخل وقتُ النحر وجاز ذبح الأضحية فيهِ

.سواء صلى الامام المصر أو لمْ يُصلِّ

Al Mawardi berkata: Ulama` berbeda pendapat tentang awal waktu penyembelihan kurban kedalam empat pendapat: Pertama madzhab Syafi’i. Awal waktu di kota dan desa untuk orang yang mukim dan musafir waktunya satu yakni waktunya shalat bukan mengerjakan shalat. Jika matahari sudah terbit dan tinggi sehingga keluar dari dari kemakruhan melaksanakan shalat sunah dan berlalunya waktu yang cukup untuk shalat dua rakat dan dua hutbah maka waktu penyembelihan sudah masuk dan diperbolehkan menyembelih baik imam imam yang di kota sudah melaksankan shalat Idul Adha atau belum. ( Al Khawi Al Kabir: Juz 15 Hal. 85)

 (الحاوى الكبير الجز 15 ص 85)

.واختلف أصحابنا في تقدير زمان الركعتين والخُطبتين على وَجْهين

احدهما ان الركعتين من صلاة النبى صلى الله عليه وسلم في العيد

وخُطبتَيهِ فإنه كان يقرأُ في الأولى بعد الفاتحة بسورة “ق” وفي الثانية

بسورة “اقتربت”. وكان يخطب خُطبتين يستوفي فيها التحميد

.والمواعظ وبيان الأضاحى والوصية بتقوى الله تعالى وقراءة أية

.فيكون اعتبار وقت صلاته وخُطبتيه هو المشروط في دخول الوقت

والوجه الثانى أن يُعتبر بأقل ما يُجزئ في صلاة ركعتين وأقل ما يُجزئ

في خطبتين ولا اعتبار بما كانت عليه صلاة رسول الله صلى الله عليه

.وسلم فانه كان يُطيلُ مرَّةً ويُخفِّفُ أُخرى ويُقدم تارةٌ ويؤخرُ أُخرى

.وانما الاعتبار بتحديدٍ مشروعٍ لا يختلفُ

Ashab Syafi’iyah berbeda pendapat tentang batas waktu mengerjakan shalat dua rakaat dan dua khutbah kedalam dua pendapat. Pendapat pertama menegaskan bahwa ukuran dua rakat dan dua hutbah adalah apa yang dikerjakan Rasululloh SAW pada hari Raya dimana beliau pada rakaat pertama setelah membaca surat Fatihah membaca surat “Qaf”, dan pada rakaat kedua setelah membaca surat Al Fatihah membaca surat “Iqtarabat” Dan pada saat hutbah beliau menyempurnakan pujian (tahmid), nasihat dan menjelaskan kurban, wasiat bertakwa dan membaca ayat Al Qur`an.

Pendapat kedua menegaskan yang menjadi standar ukuran kadar waktu adalah sedikit-sedikitnya waktu yang cukup untuk mengerjakan shalat dua rakat dan dua hutbah bukan shalat yang dikerjakan Rasulullah SAW, sebab terkadang beliau memanjangkan shalat dan terkadang mempercepat shalat dan terkadang beliau maju dan beliau terkadang beliau mundur. Parameter dengan batasan yang telah dikerjakan bukanlah sebuah perbedaan. (Al Hawi Al Kabir: Juz 15 Hal. 85).

(8/387) المجموع شرح المهذب

(واما) الاحكام فقال أصحابنا يدخُلُ وقتُ التضحية اذا طلعت الشمس

يوم النحر ومضى بعد طلوعِها قدْرُ ركعتين وخُطبتَينِ خَفِيفَتَينِ. هذا هو

المذهب. وفيه وجه أخرُ ذكره المصنف والأصحاب انه يعتبر بعد

طلوع الشمس قدر صلاة رسول الله صلى الله عليه وسلم وخُطبتيه وقرأ

صلى الله عليه وسلم بعد الفاتحة “ق” وفى الثانية “اقتربت” وخطب

.خطبة متوسطة

Ashab Syafi’iyah berpendapat; Waktu penyembelihan sudah masuk seiring terbitnya matahari pada hari Raya Kurban dan berlalunya waktu yang cukup untuk mengerjakan shalat dua rakaat dan dua khutbah yang singkat. Ini adalah madzhab (Syafi`iyah).

Dalam madzhab Syafi`iyah terdapat wajah lain yang disebutkan mushonif dan Ashab Syafi’iyah bahwasannya setelah terbit matahari harus ada ada kadar waktu shalatnya Rasululloh SAW dimana setelah membaca Fatihah pada rakaat pertaama beliau membaca surat “Qafdan pada rakaat kedua setelah membaca Fatihah beliau membaca surat Iqtarabat dan beliau hutbah dengan waktu yang tidak lama dan tidak singkat. (Al Majmu` sarah Al Muhadzab: Juz 8 Hal387).

Merujuk pada dua kitab tersebut dapat diambil kesimpulan bahwasanya hukum penyembelih hewan kurban sebelum sholat idul adha hukumnya sah, jika disembelih setelah matahari terbit dan setelah berlalunya waktu yang cukup untuk mengerjakan shalat Idul Adha beserta khutbahnya yang ringkas, meskipun shalat Ied itu sendiri belum dikerjakan.

Namun, jika penyembelihan dilakukan sebelum waktu tersebut, maka tidak sah. Daging sembelihan tersebut hanya berstatus sebagai daging biasa yang dihidangkan untuk jamuan, bukan sebagai daging kurban.

Menurut Madzhab Syafi’iyah, waktu penyembelihan kurban dimulai dari terbitnya matahari pada hari raya kurban (10 Dzulhijjah) kemudian berlalunya waktu yang cukup untuk mengerjakan shalat Idul Adha beserta dua khutbah. Jika penyembelihan dilakukan setelah waktu ini, maka dianggap cukup (sah), baik imam sudah melaksanakan shalat Id atau belum, dan baik orang yang berkurban sudah melaksanakan shalat Ied atau belum.

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama Syafi’iyah mengenai estimasi waktu yang cukup untuk mengerjakan shalat dua rakaat dan dua khutbah:

  • Pendapat pertama: Ukuran waktu dua rakaat dan dua khutbah adalah berdasarkan apa yang dikerjakan Rasulullah SAW pada hari raya, di mana beliau membaca surat “Qaf” pada rakaat pertama dan surat “Iqtarabat” pada rakaat kedua setelah Al-Fatihah, serta khutbah yang menyempurnakan pujian, nasihat, penjelasan kurban, wasiat takwa, dan pembacaan ayat Al-Qur’an.
  • Pendapat kedua: Standar ukuran waktu adalah seminimal mungkin waktu yang cukup untuk mengerjakan shalat dua rakaat dan dua khutbah, tidak terpaku pada shalat yang dikerjakan Rasulullah SAW, karena beliau terkadang memanjangkan dan terkadang mempercepat shalatnya.

Dalam Bahtsul Masail putaran kedua tersebut yang menjadi Musahih antara lain; KH. Muhammad Luthfi, KH. Abdul Malik Ruba’I, dan Kiai Amir Mahmud. Dengan di moderatori oleh KH. Sochibul Anwar, pembahasan Bahtsul Masail diusulkan Kyai Ali Mas’ud Noer, Kyai Moh Matin, Kyai Teguh Raharjo, dan Kyai Ahmad Mua’fa Nasyi’in sebagai perumus.

 

Penulis  : LTN PCNU Batang
Sumber : Keputusan Bahtsul Masail LBM PCNU Batang

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

MEDIA SOSIAL

2,100FansSuka
1,374PengikutMengikuti
128PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles