Rabu, Februari 12, 2025
spot_img

Sejarah Islam Nusantara

NU Batang
Islam dibawa oleh Rasulullah SAW sejak abad ke-14 di Arab dengan sumber ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah (Hadits). Perkembangan Islam ke penjuru dunia tidak dapat dilepaskan dengan dakwah, yaitu mengajak masyarakat untuk mengenal dan memahami ajaran Islam yang mulia.

Model dakwah ini berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat. Sebagaimana Rasulullah SAW mengajarkan Islam ke masyarakat Arab jahiliyah, sebelumnya masyarakat itu sudah memiliki tradisi atau budaya sebagai norma atau adat istiadat sehari-hari. Ada budaya yang baik, sesuai dengan agama Islam. Ada juga budaya yang kurang atau tidak sesuai dengan Islam.

Misalnya cara berpakaian, Rasulullah SAW tidak menolak cara berpakaian masyarakat Arab waktu itu. Islam memberikan rambu-rambu tentang fungsi pakaian Islam adalah menutup aurat dan tidak dipakai dengan tujuan untuk menyombongkan diri. Mengenai bentuk pakaian bisa berbeda-beda, tergantung kebiasaan di masyarakat.

Menurut KH Afifuddin Muhajir, Islam Nusantara adalah pemahaman, pengalaman, dan penerapan Islam dalam segmen Fiqih muamalah sebagai hasil dialektika antara nash, syariat, urf, budaya dan realita di Nusantara.

Islam disebarkan ke Nusantara melalui berbagai cara dan budaya. Para Walisongo banyak menyebarkan Islam dengan kesenian, misalnya tembang, wayang. Harapannya agar masyarakat Jawa pada saat itu lebih mudah memahami Islam karena disampaikan dengan bahasa dan budaya masyarakat setempat.

Islam hadir di Nusantara sebagai tamu yang pada gilirannya menjadi bagian keluarga. Menurut KH Abdurrahman Wahid, kita ini orang Indonesia yang beragama Islam, bukan orang Islam yang hidup di Indonesia. Dengan demikian, ada karakter ke-Indonesiaan atau kenusantaraan dalam diri kita.

Islam Nusantara menunjukkan karakter yang berbeda, tidak seperti Islam yang muncul di wilayah dunia muslim lainnya. Penyebaran Islam di Nusantara melalui proses yang adaptif, menghindari penaklukan secara militer. Islam menyatu dan secara bertahap diserap menjadi budaya lokal yang unggul di Nusantara.

Para penyebar Islam di Nusantara pada zaman dahulu berdakwah dengan memasukkan Islam ke ranah budaya/bahasa lokal. Contohnya adalah model dakwah Sunan Kalijaga yang menjelmakan istilah-istilah kejawen, tetapi sebenarnya berisi Islam. Misalnya Jimat Kalimosodo, Sekaten, Dalang, dan lain sebagainya.

Dengan memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam budaya masyarakat, menjadikan Islam mudah diterima oleh masyarakat yang beragam agama dan kepercayaan. Dalam rentang abad 15-16, Islamisasi di Nusantara telah berhasil mengislamkan masyarakat di wilayah Nusantara, kecuali sebagaian kecil.

Apa yang dilakukan oleh para Walisongo dan para ulama yang menyebarkan Islam di Nusantara sesungguhnya adalah meniru dakwah Rasulullah SAW di masyarakat Arab jahiliyah. Para wali tidak menabrak budaya masyarakat Nusantara, melainkan mengisinya agar sesuai dengan syariat Islam. Dengan demikian Islam mudah diterima oleh masyarakat karena tidak menyerang budaya lokal masyarakat.

Sumber : Buku ke-NU-an MA/SMA/SMK Lembaga Pendidikan Ma’arif Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah Tahun 2022

Muhammad Asrofi
Muhammad Asrofi
Manusia Biasa dari Kota Emping

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

MEDIA SOSIAL

2,100FansSuka
1,374PengikutMengikuti
128PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles