Limpung, NU Batang
Masih dalam rangkaian acara dalam rangka menyambut Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU), Pondok Pesantren (PP) Taman Pendidikan Islam (TPI) Al-Hidayah menggelar Muhadlarah ‘Ammah dengan menghadirkan dua ulama’ tamatan Al-Azhar, Kairo, Mesir, pada Sabtu, (11/2/2023).
Pembicara yang pertama adalah Syeikh Muhammad Athif, utusan dari Al Azhar Mesir yang sedang bertugas di Indonesia. Sedangkan pembicara yang kedua adalah KH. Fadlolan Musyafa’, alumni Al Azhar Mesir.
“Acara ini digelar sebagai ikhtiyar pesantren dalam meningkatkan kemampuan berbahas Arab santri, dan juga sebagai motivasi santri supaya lebih sungguh-sungguh dalam belajar,” tutur Drs. KH. Sulthon Sya’ir, pengasuh Pondok Pesantren TPI Al-Hidayah.
Dalam kesempatan ini Syeikh Muhammad Athif mengungkapkan kebahagiaannya sebab disambut dengan ramah di acara tersebut.
“Penyambutan ini bukan merupakan sesuatu yang baru. Melainkan sesuatu yang luar biasa. Karena saya berasal dari negara Mesir sekaligus utusan Universitas Al-Azhar sangat rindu dengan Indonesia. Begitu juga orang Indonesia yang rindu dengan Al Azhar, Kairo. Sehingga dengan adanya perjumpaan ini bisa mempererat tali persaudaraan bangsa Indonesia dengan bangsa Mesir,” ujar Syeikh Muhammad Athif dengan Bahasa Arab.
Syeikh Athif, begitu sapaan akrabnya, menyampaikan materi muhadlarah terkait keistimewaan orang yang mencari ilmu dengan bersandar kepada hadis Nabi:
منْ سَلَكَ طَريقًا يَبْتَغِي فِيهِ علْمًا سهَّل اللَّه لَه طَريقًا إِلَى الجنةِ
“Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga.”
Menurutnya, orang yang sedang menuntut ilmu merupakan orang yang mengikuti jalan para nabi, ulama’, dan orang-orang salih.
“Para nabi tidak memberikan suatu warisan kepada umatnya berupa harta melainkan ilmu,” jelas Syaikh Athif.
Syeikh Athif juga menyampaikan beberapa rukun dalam mencari ilmu. Salah satunya adanya guru atau kiai. Menurut Syaikh Athif, seorang murid dalam belajar membutuhkan arahan dari guru.
“Para ulama berkata, barang siapa yang belajar suatu ilmu tanpa guru, maka kesalahannya akan lebih banyak daripada kebenarannya,” lanjut Syaikh Athif.
Selain mengajarkan ilmu, jelas Syaikh Athif, guru juga mengajarkan adab dan akhlak kepada muridnya sehingga ilmu yang diperoleh mendapatkan keberkahan.
Selain itu, Syaikh Athif juga mendorong penyebaran ilmu. Katanya, ilmu akan bertambah bilamana diajarkan kepada orang lain.
Tidak jauh berbeda, KH Fadlolan Musyafa’ menjelaskan tiga unsur pokok suksesnya pendidikan.
“Pertama, berkumpul dengan guru atau ulama’. Kedua, semangat santri dalam belajar. Dan ketiga, keikhlasan orang tua dalam memberikan harta yang halal kepada anaknya,” pungkas kiai yang juga merupakan pengasuh PP Fadhlul Fadhlan Semarang.
Pewarta: M. Ikhya’ Ulumuddin
Editor: Zaim Ahya