Dengan semangat kepedulian membangun generasi muda yang sehat, produktif dan berakhlakul karimah, IPNU/IPPNU Ranting Candigugur mengadakan Diskusi dengan tema “Sex Education”.
Kegiatan yang mengusung konsep Tadabur Alam ini dilaksanakan di Puncak Patran Desa Kebaturan, Kecamatan Bawang. Acara yang berlangsung pada hari Sabtu 19 Desember ini dimoderatori oleh Rekan Adi Pramono dengan narasumber Rekanita Nurul Millah dan Nurul Azizah.
Menjadi wadah bagi para pelajar NU, IPNU/IPPNU berperan untuk menata serta mempersiapkan generasi muda yang akan membawa bangsa ini menjadi lebih baik.
Dengan diadakannya diskusi dengan tema “Sex Education” ini diharapkan dapat merubah stigma bahwa pengetahuan tentang Pendidikan seks bukan lagi merupakan sebuah ketabuan yang harus dibicarakan, melainkan sebuah kebutuhan yang harus diketahui oleh masyarakat, khsusunya bagi kalangan remaja.
“Kita tidak boleh menyempitkan pemkiran mengenai Sex Education, karena dalam pembahasanya Sex Education tidak hanya memberikan pengetahuan dalam hubungan fisik laki-laki dan perempuan saja, melainkan juga membahas tentang kesehatan reproduksi, LGBT, bahaya seks bebas, pernikahan dini, kesetaraan gender dan masih banyak hal lain yang berkaitan” ujar Rekanita Nur Milah.
Saat ini pelecehan Seksual sering terjadi dikalangan remaja. Bahkan dalam data yang ada, sekitar 50 persen remaja menurut PBB sudah pernah melakukan hubungan Seks Bebas. Hal ini tentu mendasari betapa pentingnya Pendidikan Seks harus diberikan bahkan sejak usia dini.
Narasumber Rekanita Nurul azizah mengungkapkan banyaknya bahaya yang ditimbulkan dari seks bebas antara lain seperti HIV/AIDS, Sipilis, dan juga kehamilan yang tidak direncanakan.
“Ada banyak cara yang dapat para remaja lakukan untuk menjauhi seks bebas. Salah satunya dengan memproduktifkan diri seperti mengikuti kegiatan IPNU/IPPNU, menulis, dan juga dapat melakukan kegiatan positif lainya” kata Azizah
Di tengah-tengah diskusi, Azizah juga menjelaskan terkait pernikahan dini. Menurutnya, walaupaun banyak sekali informasi yang mengatakan bahwa pernikahan dini dapat menghindarkan remaja dari seks bebas, namun sebenarnya pernikahan dini memiliki efek yang serius.
“Pernikahan dini bisa berujung kematian bagi calon ibu, karena pada usia remaja rahim seorang wanita belum cukup kuat, sehingga berisiko tinggi akan terjadinya keguguran atau kematian pada calon ibu saat melahirkan” tuturnya.
Azizah juga menambahkan, pada usia dini, kondisi psikologis seseorang juga masih dalam keadaan labil, dan dapat berakibat tidak adanya penyelesaian masalah yang timbul dalam rumah tangga, hingga menyebabkan terjadinya perceraian dan keterlantaran anak.
Senada dengan Azizah, Rekanita Nurul Millah juga menegaskan bahwa tidak dibenarkan jika pernikahan dini menjadi solusi bagi terhindarnya seks bebas. Menurutnya, masih terdapat berbagai macam solusi agar seks bebas dapat dihindari.
“Dengan diadaknya diskusi Pendidikan sex ini juga menjadi salah satu upaya dari pencegahan seks bebas khususnya dikalangan remaja. Pernikahan dini hanyalah salah satu solusi bahkan menjadi jalan terakhir untuk menghindari sex bebas.” pungkasnya
Penulis : Lutfi Alawiyah