Bawang, NU Batang
Tepat pada usia 40 tahun Hari Lahir Madrasah Aliyah Sunan Kalijaga (Masuka) Kecamatan Bawang Kabupaten Batang, pada Kamis 26 Mei 2022 perwakilan alumni lintas generasi angkatan 1985 sampai dengan 2022 berkumpul di GOR Marikko yang berada di Kampus 2 Masuka Bawang, dalam rangka memeringati hari lahir ke-40 madrasah tercintanya.
MA Sunan Kalijaga Bawang yang didirikan pada tanggal 26 Mei 1982 oleh para kiai, tokoh NU dan para tokoh pendidikan di Kecamatan Bawang kini telah berkembang pesat menjadi madrasah papan atas di Kabupaten Batang. Bahkan dalam akreditasi terakhir pada tahun 2021 madrasah ini mendapat predikat ‘Unggul’ dengan nilai ‘A’.
Madrasah yang berembrio dari MTs Sunan Kalijaga Bawang yang telah berdiri puluhan tahun sebelumnya ini didirikan sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat terhadap sekolah lanjutan tingkat atas yang saat itu di Kabupaten Batang jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari dengan lokasi yang cukup jauh. Meskipun dengan segala keterbatasan serta minimnya dukungan dari pemerintah pada masa orde baru saat itu, namun karena tekad perjuangan yang kuat, akhirnya madrasah yang diberi nama Madrasah Aliyah Sunan Kalijaga Bawang dapat berdiri dan memberikan layanan pendidikan terhadap anak-anak lulusan dari MMP (kini MTs) Sunan Kalijaga maupun SMP Pemda yang saat itu berada di Kecamatan Bawang.
Peserta didik yang belajar saat itu tidak hanya dari wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten Batang, tetapi juga dari luar wilayah bahkan dari luar kabupaten Batang seperti daerah Pekalongan dan Tegal, karena di Kec. Bawang telah ada banyak pondok pesantren yang para santrinya berasal dari berbagai daerah.
Pada acara yang bertajuk Harlah Ke-40 dan Reuni Akbar Alumni Masuka Bawang, perwakilan dari 3 generasi (awal, tengah dan akhir) menyampaikan kesan dan pesannya. Generasi awal diwakili oleh alumni pertama Daryono, S. Pd.I, yang saat ini menjabat sebagai kepala MTs Agung Alim Blado, juga menjadi pengurus LP Ma’arif PCNU serta PC Pergunu Kab. Batang.
Daryono menyampaikan kebanggaannya terhadap almamater yang meskipun berawal dari madrasah yang kelasnya menumpang MTs, namun sejak awal sudah menunjukkan prestasinya baik akademis maupun non akademis. Di bidang akademis misalnya, di era 80an peserta didik kelas III saat itu menjadi yang teratas dalam penguasaan keilmuan agama mengalahkan siswa/i MA lain, karena banyak siswa/i Masuka yang tinggal di pondok pesantren. Di bidang non akademik Masuka Bawang sangat terkenal dengan para pemain sepak bolanya yang handal. Oleh karena itu selaku generasi awal dia berharap peserta didik yg saat ini masih belajar di Masuka Bawang harus lebih semangat karena fasilitasnya sudah jauh lebih lengkap dan berkualitas dibandingkan era zaman dulu.
Pada kesempatan berikutnya perwakilan generasi tengah diwakili oleh Ahmad Soleh, SE. yang saat ini bekerja di Kantor Kementerian Agama Kab. Batang dan juga menjadi Ketua MWCNU Kec. Reban. Dalam sambutannya Soleh menyampaikan terimakasihnya mewakili teman-teman alumni, khususnya kepada para Kyai dan tokoh pendiri madrasah, guru-guru dan semua yang berjuang di MA Sunan Kalijaga Bawang ini. Manis pahit dan banyak kenangan telah dialami oleh dia dan teman2, ilmu dari bapak/ibu guru telah banyak memberikan bekal sehingga para alumni banyak telah berhasil di bidang masing-masing.
Sedangkan generasi akhir diwakili oleh Risnawati, mahasiswi Jurusan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga yang telah banyak menorehkan prestasi dalam lomba debat maupun baca berita bahasa Arab antar mahasiswa. Risna mengungkapkan rasa terimakasihnya karena banyak pelajaran berharga yang dia terima di almamater tercinta ini.
Pada kesempatan acara tersebut kepala madrasah Ahmad Munir, S.Ag., S.Pd yang juga alumni jebolan Masuka Bawang menyampaikan terimakasihnya kepada seluruh alumni Masuka dari angkatan pertama hingga terakhir yang telah menyempatkan waktu di tengah kesibukan masing-masing, untuk berkumpul berdoa bersama sekaligus memeringati hari lahir ke-40 Masuka Bawang. Munir menegaskan, madrasah yang didirikan oleh para Kyai dan tokoh NU ini warisan yang sangat berharga, yang harus dijaga, dirawat dan dikembangkan oleh generasi-generasi berikutnya sebagaimana impian para pendiri. Madrasah ini diharapkan bisa menjadi salah satu lembaga pendidikan yang mampu melahirkan kader-kader NU yang akan melanjutkan perjuangan para pendahulu memelihara dan mengembangkan ajaran Islam Ahlussunah Wal Jama’ah di tengah masyarakat.
Munir menambahkan, berbagai ihtiar telah dilakukan untuk menjadikan Masuka Bawang dapat menjadi Kampus Kader Aswaja yang siap menjawab tantangan zaman. Doa para Kyai dan dukungan semua pihak sangat diharapkan untuk mewujudkan impian para pendiri dan harapan warga masyarakat, sebagaimana visi madrasah yang telah dicanangkan yaitu Menuju Generasi yang Mandiri, Berilmu dan Berakhlak Mulia.
Pewarta : Tim Media Masuka
Editor : Hanif