Sabtu, Mei 17, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bersama Masyarakat, KBNU Tombo Gelar Tradisi Megengan Tuk Sambut Ramadhan

Bandar, NU Batang

Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) Desa Tombo, Kecamatan Bandar, Batang bersama masyarakat menggelar tradisi Megengan di halaman Ricemill Iza, Tombo, pada kamis malam (27/2). Tradisi tahunan ini menjadi momen sakral bagi warga dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Megengan, yang berasal dari bahasa jawa berarti “menahan”, mencerminkan makna menahan hawa nafsu selama Ramadhan. Tradisi ini sudah ada sejak masa Kerajaan Demak sekitar tahun 1500 M dan menjadi bukti akulturasi budaya Jawa dan Islam yang diwariskan oleh para Walisongo.

Acara dimulai selepas Maghrib dengan pembacaan tahlil dan shalat Isya berjamaah, diikuti dengan makan malam bersama. Setelah itu, peserta disuguhkan pemutaran video profil KBNU Tombo sebagai pengantar menuju acara inti, yakni Talk Show dengan tema “Kenapa Kita Harus Ber-NU?”.

Dengan menghadirkan dua narasumber antara lain KH. Sugeng Somadhon dari Santri Ndalan serta Kiai Masykur, S.Ag. dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Batang, Masyarakat Desa Tombo mendapat wawasan tentang sisi lain dibalik pendirian Nahldatul Ulama yang kini menjadi Organisasi Masyarakat Islam terbesar.

Founder Santri Ndalan, KH. Sugeng Romadhon membuka diskusi dari perspektif historiografi Islam. Ia mengatakan,Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa Islam akan terbelah menjadi 73 golongan.

“Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda ‘Kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan” kata Kiai Sugeng sapaan akrab beliau mengutip dari Hadis Riwayat (HR) Tirmidzi.

Ia menambahkan, dari 73 golongan tersebut hanya satu golongan yang akan mendapatkan keselamatan yaitu golongan yang memiliki banyak jamaahnya (mayoritas), dan yang berada ditengah-tengah (Ummatan Wassathon/Moderat), “dari 73 golongan tadi hanya satu yang akan mendapatkan keselamatan, yaitu umat yang mayoritas dan berada di pertengahan atau Ummatan Wassathon” imbuh beliau.

Ia menuturkan bahwa Nahdlatul Ulama menganut haluan Ahlu Sunnah Wal Jamaah yang menurutnya masuk dalam kategori umat yang selamat tersebut, “NU ini menganut haluan Ahlu Sunnah Wal Jamaah yang moderat, jadi NU ini masuk dalam kategori umat yang selamat tersebut” tuturnya.

Disamping itu, Kiai Masykur menyinggung tentang proses didirikannya Jam’iyyah Nahdlatul Ulama yang tak lepat dengan ikhtiyar spiritiual dari para pendirinya, “Menilik dari proses didirikannya NU, melalui riyadloh bathiniyyah / ikhtiyar spiritual dari mulai nama, lambang, dengan begitu sangat yaqin bahwa NU berdiri atas Ridlo Allah SWT., dan Baginda Rasulullah” kata Kiai Masykur.

Selain diskusi keagamaan, acara ini juga dimeriahkan oleh berbagai hiburan, seperti pertunjukan Tari Methik Teh, Stand-Up Comedy, dan pertunjukan sulap yang semakin memeriahkan suasana.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Pengurus Gerakan Pemuda Ansor, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Tombo sebagai bagian dari upaya melestarikan tradisi keislaman yang berpadu dengan budaya lokal. Dengan adanya Megengan, masyarakat diajak untuk semakin mempererat kebersamaan dan menyiapkan diri dalam menyambut bulan Ramadan dengan penuh kesadaran dan kebahagiaan.

Pewarta : Ali Rochman

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

MEDIA SOSIAL

2,100FansSuka
1,374PengikutMengikuti
128PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles