NU Batang, Warungasem
Pengurus Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Desa Kalibeluk kembali adakan Ngaji Sore dan buka puasa bersama. Kegiatan ini berlangsung setiap sore selama 22 hari selama bulan ramadhan dengan diisi oleh Kyai dan Ustadz Se Desa Kalibeluk.
Pada pembukaan ngaji ini, diisi oleh salah satu tokoh masyarakat Kalibeluk, Ustadz M. Furqon dengan tema “Marhaban ya Ramadhan”.
Beliau menyampaikan sebagai umat islam yang beriman, sudah seharusnya kita menyambut kedatangan bulan ramadhan ini dengan penuh kegembiraan.
“Kegembiraan atas datangnya bulan ramadhan dapat dilihat dari sikap kita dalam bulan tersebut. Salah satu sikap nyata yang saat ini masih kita lakukan adalah dengan berbondong-bondong meramaikan masjid, untuk ngaji, tadarus al-Qur’an, dan lain-lain”, ucapnya.
Beliau menambahkan bahwa menyambut datangnya bulan ramadhan dengan penuh kegembiraan adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dalam kitab Durrotun Nasihin terdapat sebuah hadits yang sudah sering kita dengar, disebutkan hikmah menyambut Ramadhan dengan hati gembira, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.
“Terdapat salah satu hadits Nabi SAW. yang sering kita dengar, “Barangsiapa yang gembira atas datangnya bulan ramadhan, maka Allah SWT. mengharamkan jasadnya masuk neraka” HR. . Lantas apakah kita termasuk dalam golongan orang yang senang atas kedatangan bulan ramadhan? apa wujud nyata atas rasa senang atau gembira itu?”, tambahnya.
Beberapa hal yang bisa kita lakukan adalah dengan memperbanyak amal baik dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
“Meramaikan masjid dengan diisi kajian-kajian Keislaman, Muamalah, dan lain sebagainya juga termasuk amal baik sebagai wujud gembira atas kedatangan bulan ramadhan”, tegasnya.
Diakhir sesi ngaji sore beliau mengajak kita agar tidak hanya rajin beribadah saat bulan ramadhan saja. Namun dihari-hari biasa pun kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Dibulan ramadhan banyak orang yang mendadak rajin membaca al-Qur’an, sedangkan ketika hari-hari biasa jarang sekali membacanya, bahkan membukanya pun seringkali malas. Padahal seharusnya, amalan yang sebagaimana kita lakukan sehari-hari itulah yang perlu ditingkatkan. Bukan hanya sekedar rajin ketika ramadhan datang, namun ketika sudah melewatinya kembali ke setelan pabrik”, pungkasnya.
Pewarta : Abed