Bawang – nubatang.or.id || Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Bawang Kabupaten Batang, menyelenggarakan Ngaji Longgar (Ngalong) Spesial Harlah IPNU yang ke-67 dan IPPNU yang ke-66 di Gedung Aswaja Center Kecamatan Bawang Kabupaten Batang, Sabtu (6/3/21).
Acara diawali dengan tahlil bersama, yang dipimpin langsung oleh Shodiqin Komandan DKN CBP Nasional. Acara dimeriahkan oleh tim akustik Pimpinan Ranting IPNU Desa Candigugur, yang menyanyikan lagu Mars IPNU dan IPPNU, dan diikuti oleh semua peserta. Peserta terdiri dari puluhan IPNU dan IPPNU se-kecamatan Bawang, dan segenap tamu undangan.
Kegiatan ini diisi dengan diskusi, yang mengambil tema “Pergerakan Pelajar dari Masa Ke Masa”, yang dimoderatori oleh Anif Syarifudin. Hadir sebagai pemateri, para alumni ketua PAC IPNU Kecamatan Bawang, dari masa ke masa, mulai dari Masykur, S.Ag, Sami Edy, S.Pd.I, serta Khumaidullah, S.Pd.I.
Jika berbicara mengenai pergerakan pelajar dari masa ke masa, sama hal nya berbicara mengenai sejarah, khusunya sejarah IPNU dan IPPNU di Kecamatan Bawang. Hal itu disampaikan oleh Sami Edy, S.Pd.I selaku pemateri.
“Saya dulu pernah membuat perjalanan pelajar dari masa ke masa, dulu itu ada dalam kepengurusan PAC IPNU, ada buletin, namanya suara muda, buletin itu dinamai suara muda terinspirasi oleh lembaga jurnalistik yang dulu pernah dibuat oleh KH. Wahab Hasbullah, di mana beliau membuat jurnalistik atau membuat surat kabar, itu namanya Suara Nahdlatul Oelama, Swara NO, itu merupakan peninggalan sejarah,” ungkapnya.
Acara ini tidak hanya diskusi, namun juga malam puncak, yaitu pengumuman juara lomba, yang sebelumnya telah diselenggarakan oleh
PAC IPNU dan IPPNU Bawang dalam menyemarakkan Harlah IPNU ke-67 dan IPPNU yang ke-66 tingkat Kabupaten Batang secara virtual, yang meliputi lomba menulis artikel, lomba vlog, dan lomba musikalisasi puisi.
Adapun juara di ambil dua terbaik dari masing-masing cabang lomba. Semuanya perlu untuk dinilai, karena semuanya berpotensi, masuk dalam kategori, akan tetapi ketika lomba, mencari yang terbaik, di antara yang baik.
Acara terakhir yaitu pemotongan tumpeng, oleh Bapak Masykur, S.Ag, tasyakuran Hari Lahir IPNU yang ke-67 dan IPPNU yang ke-66. “Jadi, 67 dan 66 ini ternyata IPNU dan IPPNU masih eksis, masih dibutuhkan, masih relevan, untuk para pemuda, dan para pelajar di era sekarang, dan tentunya IPNU dan IPPNU bukanlah warisan pendahulu kita, akan tetapi IPNU dan IPPNU adalah titipan untuk anak cucu kita,” tutup Anif Syarifidin, selaku moderator.
“Acara ini adalah sebagai penghormatan kita terhadap lahirnya IPNU dan IPPNU, dengan memperingati hari lahirnya IPNU dan IPPNU, kita tahu bahwa IPNU dan IPPNU sudah tidak muda lagi. Di umur yang sudah tidak muda lagi harapanya ghiroh belajar, berjuang, dan bertaqwa harus tetap kita gaungkan. Karena dengan semangat itulah, IPNU dan IPPNU akan terus ada dan berkembang,” Imbuh Adib, Ketua PAC IPNU Bawang.
Pewarta : Solekha
Editor : Asrofi